Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2009

Kesempatan Kedua (Bagian Kedua)

Gambar
Kesempatan kedua. Ketika sebagian orang tidak (lagi) percaya ihwal adanya kesempatan kedua …. Ini cerita fiksi dinukil dari Time Machine karya H.G. Wells. Syahdan, seorang profesor yang sedang meneliti kemungkinan adanya sebuah mesin penjelajah waktu, harus kehilangan kekasihnya pada sebuah tragedi perampokan. Di depan matanya, sang kekasih tersungkur diterjang timah panas si perampok. Larut dalam kesedihan, sang profesor semakin bersemangat merampungkan proyeknya. Ia ingin menyelamatkan nyawa sang kekasih dengan mesin buatannya. Akhirnya, sebuah mesin penjelajah waktu siap membawanya ke masa lalu: masa sebelum tragedi itu terjadi. Besar keyakinan ia mampu menyelamatkan sang kekasih dengan sekadar mengoreksi sejarah…. Sejarah memang sedikit berbelok… tetapi sang kekasih tetap saja mati; dalam kesempatan lain, ia (masih) terkena peluru sang perampok. No second chance . Sang profesor seakan frustrasi: ia tak mau kembali ke masanya, ia terus menjelajah ke masa depan  untuk sekadar m...

Kesempatan Kedua (Bagian Pertama)

Gambar
Tak henti-hentinya Sari mengucap syukur. “Tuhan memberikan kesempatan kedua…,” ujar mahasiswa ABA (Akademi Bahasa Asing) Prayoga, Padang, yang gedungnya kini tinggal puing. Betapa tidak, ia lolos dari maut setelah terhimpit reruntuhan hampir dua hari dua malam. Hanya semangat untuk hidup yang membuat ia mampu bertahan. Jadilah ia salah seorang yang selamat dari bencana gempa berkekuatan 7,6 (dalam skala Richter) yang menggegerkan bumi Minang, Rabu, 30-9-2009, 17.16 WIB.  Boleh jadi, Tuhan memang memberikan kesempatan (lagi) untuk melanjutkan sisa episode kehidupannya. Pastilah ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk segera memperbaiki segala aspek perikehidupan, terutama dengan Tuhannya. Banyak kisah yang menyiratkan perbaikan diri setelah mendapat kesempatan kedua. Jangan heran jika seseorang menjadi lebih shaleh ketika, misalnya, bangkit dari keadaan koma berhari-hari. Lepas dari kisah perjalanannya mencicipi kehidupan “lain” sewaktu terbaring koma itu, secara logika ia a...